Rabu, 13 Agustus 2014

AKU ADALAH WANITA RAPUH

Terkadang malam-malamku itu terlalu renyah. Sepi merana berkepanjangan. Aku terbiasa menerima pesan sms dari kamu. Bercanda ngalor-ngidul sampai larut malam. Tapi kini semuanya berubah. Kini malam-malamku hanya ditemani oleh temaramnya lampu kamar yang menempel diatas plafon atap. Terkadang aku membuka laptop hanya untuk melihat foto-foto kamu yang aku colong dari facebook lalu senyum-senyum sendiri tak jelas karenanya. Terkadang pula aku hanya melihat nomor teleponmu di handphoneku bermenit-menit seraya ngebatin, “kapan lagi aku bisa sms kamu kayak dulu?” dan aku pun tak pernah punya keberanian untuk sms apalagi telpon kamu. Sekali waktu pun pernah aku miscall kamu tapi ku privat nomorku supaya tidak diketahui. Terkadang pula aku hanya tidur-tiduran dikasur dan kupeluk guling kesayanganku seolah kubayangkan bahwa guling yang kupeluk itu adalah kamu dan bahkan terkadang aku sering tidur larut malam hanya untuk membayangkan kenangan manis kita saat dahulu kita masih bersama lalu tiba-tiba air mataku menetes dengan deras membasahi bantalku.

Apakah kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan? Apakah memang benar bahwa saat ini aku benar-benar tak bermakna dihatimu bahkan dimatamu lagi? Sampai kapan aku harus kayak gini sama kamu? Sampai kapan kamu melihatku dengan sebelah matamu? Sampai kapan kamu selalu meracuni otakku bahkan organ tubuhku yang lain. Sebenarnya hatiku ini rapuh, aku menjerit kesakitan, bahkan sepertinya aku sudah tidak kuat menahan beban luka dan derita  setiap kali kulihat timeline twittermu mesra-mesraan dengan kekasih barumu, setiap kali ku lihat foto profil facebookmu dengan kekasih barumu dan sejujurnya rasa sakit hati ini lebih dahsyat daripada aku harus gagal meraih masa depanku. Gagal masuk universitas yang aku tuju tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang telah kamu torehkan dalam hatiku ini. Kamu lihat itu! Aku adalah wanita rapuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar