Rabu, 13 Agustus 2014

Tema: Pengaruh Penggunaan Bahasa Asing di Sekolah Bilingual Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Siswa Judul: Bahasa Asing, Sinyal Ancaman Hilangkan Identitas Bahasa Indonesia

Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Begitu pula keeksistensian bahasa Indonesia bila dibandingkan dengan bahasa asing yang sudah tidak asing lagi merasuk ke dalam sendi-sendi budaya kehidupan kita. Penggunaan bahasa asing yang semakin marak di kalangan remaja terutama siswa sekolah merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri di masa yang akan datang bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa asing.
 Teringat suatu kalimat yang sangat familiar, "Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Kalimat tersebut merupakan bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda pendiri bangsa Indonesia. Bunyi alenia tersebut jelas menandakan bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Pendidikan Indonesia mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Universitas memiliki kurikulum dan pelajaran tentang bahasa Inggris. Ini dilakukan agar sumber daya manusia Indonesia dapat ikut andil dalam globalisasi dunia. Seiring pula dengan datangnya sekolah-sekolah berlabel internasional seperti sekolah bilingual yang menekankan kemampuan siswanya untuk berbahasa Inggris telah membuat eksistensi bahasa Indonesia patut dipertanyakan. Betapa tidak, dari masalah ini nampak terlihat bahwa penggunaan bahasa Indonesia di kalangan siswa sekolah bilingual tersebut mulai bergeser dibandingkan dengan penggunaan bahasa Inggris yang sudah sangat sering digunakan baik dalam percakapan atau pun bersosial media. 
Sekolah bilingual tidak hanya didirikan pada tingkat SMP atau SMA saja, bahkan dari tingkat TK pun ada. Banyak orang tua merasa nyaman menyekolahkan anak balitanya ke TK Bilingual agar kelak mampu berbahasa asing. Namun mengingat umur yang masih balita tersebut, seharusnya para orang tua berpikir. Anak dengan umur balita tersebut jangankan untuk berbahasa asing, bahasa Indonesia saja pun belum lancar. Justru seharusnya para orang tua mengajari anak-anak balitanya menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa ibunya sendiri agar kelak mereka tidak hanya bangga menggunakan bahasa asing, namun mereka pun mempunyai kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Memang sangatlah ironis. Banyak fakta mengungkapkan dengan adanya sekolah bilingual yang berbasis bahasa Inggris ini menyebabkan nilai-nilai para siswa semakin memburuk. Hal ini ditandai dengan sebuah keharusan para siswa untuk menggunakan bahasa Inggris di saat mereka sedang belajar biologi, matematika, atau pelajaran lain di luar bahasa Inggris. Dengan contoh kasus seperti itu, banyak para siswa yang pintar namun tidak pandai berbahasa Inggris sulit untuk mengungkapkan segala ide, pikiran, atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka. Seandainya mereka diberi kebebasan untuk mengungkapkan semua ide-ide mereka dalam bahasa Indonesia, maka mereka sudah memfungsikan bahasa Indonesia untuk mendukung semua kegiatan yang diperlukan pada kehidupan di usia mereka terutama dalam kegiatan belajar mengajar.
Selain itu dengan adanya pemaksaan penggunaan bahasa Inggris akan berdampak pada psikologis anak mencapai kematangan untuk berbahasa ibu. Apabila anak dipaksa terlalu fokus pada penggunaan bahasa Inggris, ia akan mengalami kejomplangan atau ketidakseimbangan dalam pemahaman dan kecerdasan terhadap bahasa Indonesia. Alhasil, meskipun kemampuan intelektual sang anak jauh di atas rata-rata, kemampuan untuk menyeimbangkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tidak terkontrol. Inilah yang mengganggu psikologis anak.

Satu hal yang membedakan mengapa bahasa Inggris mampu menjadi bahasa internasional dan tidak dengan bahasa Indonesia adalah karena mereka mempunyai jati diri dan mampu mempertahankan yang seharusnya mereka pertahankan. Oleh karena itu, selain menyiapkan kencangnya arus globalisasi pada generasi muda terutama siswa sekolah untuk menguasai bahasa asing, maka diperlukan juga usaha untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman serta kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Para orang tua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat. Hal ini pun perlahan akan mendorong bahasa Indonesia agar mengglobal sehingga suatu saat nanti bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai bahasa Internasional. Bukankah hal seperti ini akan membuat bahasa Indonesia mudah digunakan dimana-mana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar